Sitem dan Strategi Perubahan Sosial



SISTEM PERUBAHAN SOSIAL DAN STRATEGI PERUBAHAN SOSIAL
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat perkuliahan
Inovasi Pendidikan


Disusun oleh :
Ila Kurnianti                      (1103738)
Nuni A Solihat                  (1104261)
Siska Alwiyah                   (1103097)
3C Reguler
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR
          Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Perubahan Sosial dan Strategi Perubahan Sosial”.
            Makalah ini kami susun dalam rangka pemenuhan tuga pada mata kuliah Inovasi Pendidikan pada program S1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru. Penyusun mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, diantaranya :
1. rekan-rekan yang telah memotivasi penyusun dalam menyusun makalah ini;
2. semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
            Makalah ini bukanlah karya tulis ilmiah yang sempurna karena masih memiliki kekurangan baik dalam sistematika, isi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada makalah berikutnya. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penyusun dan pembaca. Amin.

Bandung,  September 2012                                
  Penyusun    
                          





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................         i
DAFTAR ISI …………………………..……………………………………………..        ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………...……....................           1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………......…..         1
C. Tujuan Penulisan Makalah …………………………………………………………        2
D. Metode Penulisan ...................................................................................................          2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sistem Perubahan Sosial ………………………………………………………….         3
B.     Strategi Perubahan Sosial …………………………………………………………        5
C.     Petunjuk Penerapan Strategi di Sekolah ………………………………………….         12
BAB III PENUTUP
A. Simpilan ……………………………………………………………………………        20
B. Saran ………………………………………………………………………………..       21
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Manusia adalah merupakan makhlik individu yang tidak dapat lepas dari hubungan dengan manusia lainnya. Dari hubungan-hubungan tersebut maka lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan dan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, untuk dapat dikatakan sebagai kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu yang harus terpenuhi. Setelah terbentuknya kelompok-kelompok sosial maka akan terjadi perubahan, karena pada dasarnya perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
            Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau komunitas. Perubahan sosial dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma serta peran. Jika dilihat dari pengertian di atas maka istilah yang lebih lengkap sebaiknya adalah “Perubahan Sosial Kebudayaan” karena hubungan antara manusia sebagai makhlik sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri. Cara yang paling sederhana untuk dapat mengetahui perubahan sosial yang telah terjadi adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.
            Sama seperti hal lainnya, perubahan sosial juga memiliki sistem yang mendukung perubahan sosial yang akan dilakukan. Sistem tersebut banyak macamnya tergantung kepada yang ingin membuat perubahan tersebut. Sistemnya tentulah harus. Mendukung dalam perubahan sosial. Selain sistem, dalam perubahan sosial juga dibutuhkan strategi yang tepat dan akurat untuk keberhasilan perubahan sosial.



B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.         Bagaimanakah system perubahan social ?
2.         Bagaimanakah strategi yang digunakan dalam perubahan social ?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui system perubahan social.
2.      Untuk mengetahui strategi dalamperubahan social.

D.    Metode Penulisan Makalah
                        Makalah ini di susun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Dan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sistem Perubahan Sosial
Sistem pengelolaan perubahan sosial (change management system) ialah pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dari Setiap program sosial yang bertujuan untuk mengadakan perubahan sosial. Sistem ini terbuka, yang artinya mau menerima pengaruh dari luar sistem. Ada 4 macam konsep dasar yang merupakan karakteristik dari sistem yaitu: batas (boundary), kekuatan (tension), keseimbangan (equilibrium), dan umpan balik (feedback).
Sistem pengelolaan perubahan sosial memiliki tiga sub sistem yaitu organisasi, komunikasi dan target perubahan. Subsistem organisasi merupakan masukan utama ke dalam sistem. Subsistem komunikasi membantu melaksanakan program perubahan sosial yang telah ditentukan dalam subsistem organisasi. Subsistem target perubahan merupakan output dari sistem. Tiap program perubahan social tentu memiliki tiga jenis variable yaitu: bentuk pengaruh (influence structure), nilai (cost) dan saluran (channel). Dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
Ø  bentuk pengaruh (influence structure) ialah cara atau sarana yang digunakan untuk mempengaruhi sasaran yang telah ditentukan.
Ø  nilai (cost) ialah sejumlah sumber atau hal yang berharga yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk mengikuti perubahan sosial.
Ø  saluran (channel) ialah dengan apa informasi dapat disebarluaskan kesasaran yang telah ditentukan.
Kehidupan yang bahagia dan sejahtera merupakan keinginan setiap manusia sebagaimana dikodratkan oleh Tuhan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan sumbangan yang besar dalam mewujudkan hidup yang bahagia dan sejahtera. Pengelolaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan yang harus dijawab dalam rangka pengelolaan perubahan sosial.
Dalam perubahan social dan kebudayaan terdapat proses-proses yang merupakan bagian dari perubahan social. Proses-proses tersebut antara lain :
1.      Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan (social equilibrium)
Keharmonisan dan keserasian dalam hubungan masyarakat tentunya merupakan hal yang sangat di idam-idamkan oleh setiap masyarakat. Keharmonisan dan keserasian ini dimaksudkan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok mengisi serta menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Setiap kali ada perubahan atau penolakanmasyarakatterhadap perubahan dan hal-hal baru lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat mengatasinya dengan baik sehingga masyarakat dapat menerima unsur-unsur baru.
Biasanya, jika terdapat unsure-unsur baru sering bertentangan dengan unsure-unsur lama, dimana nantinya akan berpengaruh terhadap norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, itu berarti telah terjadi gangguan yang kontinu dalam masyarakat. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjusment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan ketidakpenyesuaian sosial (maladjustment).
2.      Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (channel of change)
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (channel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Pada umumnya saluran-saluran ini adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama dan seterusnya. Lembaga yang menjadi titik tolak perubahan biasanya tergantung kepada cultural focus masyarakat pada suatu masa tertentu.
3.      Disorganisasi (disintegrasi) dan reorganisasi (reintegrasi)
Disorganisasi (disintegritasi) merupakan suatu proses memudarnya norma-norma dan nilai-nilai di lembaga kemasyarakat yang diakibatkan oleh suatu perubahan. Sedangkan reorganisasi (reintegrasi) merupakan suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-norma baru agar serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
                        Sebagai contoh system perubahan social yang terjadi yaitu adanya pergerakan-pergerakan mahasiswa dengan kekhassan atau keunikannya masing-masing. Seperti pergerakan-pergerakan intra kampus semacam BEM, dan lembaga-lembaga internal lainnya. Tentulah terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok pada setiap lembaga, perbedaan tersebut disebabkan oleh anutan nilai dan paradigma yang dikembangkan oleh setiap lembaga tersebut. Namun, meskipun memiliki keberagaman paradigma dan anutan nilai, pergerakan-pergerakan kemahasiswaan memiliki satu visi yang sama yaitu bagaimana caranya melakukan perubahan social.
           
B.     Strategi Perubahan Sosial
         Strategi ialah salah satu factor yang menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan social. Tentulah bukan perkara mudah dalam menentukan suatu strategi yang tepat guna mencapai tujuan atau target perubahan social tertentu, karena pada hakekatnya berbagaimacam strategi itu terletak pada suatu continum dari tingkat yang paling lemah tekanan atau paksaannya dari luar, ke arah yang paling kuat tekanan atau paksaan dari luar. Dengan bagan sebagai berikut :
Tekanan dari                                                                             Tekanan dari
            luar                                                                                               dalam
paling lemah                                                                                 paling kuat
   Ÿ                                                                                                       Ÿ
Pendidikan                             Bujukan                                      Paksaan
(education)                           (persuasive)                                   (power)




                                             Fasilitative
                                    (Sumber : Zaltman, 1977)
             Terdapat 4 macam strategi perubahan social, yaitu : strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). Agar dapat dipahami lebih jelas, berikut ini penjelasan dari setiap macam strategi tersebut :
²  Strategi Fasilitatif (Facilitative Strategies)
   Pelaksanaan program perubahan social dengan menggunakan strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan social yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan social akan berjalan dengan mudah dan lancar.
   Strategi ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.     Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubaha (klien):
A  Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan),
A  Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan,
A  Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya, dan
A  Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
b.      Strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan.
c.       Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan social.
d.      Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan social jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e.       Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f.    Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancer pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelaksanaan perubahan social, berada di lokasi tempat tinggal sasaran.
g.      Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan social karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
h.      Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i.        Strategi fasilitatif akan kurang efektif jika :
A  Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya perubahan social.
A  Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan.
   Contoh penggunaan strategi fasilitatif di bidang pendidikan. Dengan adanya kurikulum baru di bidang pendidikan dengan pendekatan keterampilan proses maka perlu adanya perubahan dan pembaharuan pada kegiatan belajar mengajar. Jika perubahan itu menggunakan strategi fasilitatif maka lebih mengutamakan program pembaharuan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas dan sarana itu tidak akan memberikan manfaat dan menunjang perubahan apabila guru sebagai pendidik atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran perubahan (klien) tidak memahami permasalahan yang sedang dihadapi, tidak merasa perlu adanya perubahan, merasa tidak perlu atau tidakj bersedia menerima bantuan dari luar, tidak memiliki kemauan untuk bergerak dalam usaha perubahan. Jika demikian, maka fasilitas dan sarana akan sia-sia saja. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaanstrategi fasilitas diiringi dengan program untuk membangkitkan kesadaran sasaran perubahan (klien) akan perlunya perubahan serta perlunya memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas, sarana serta bantuan tenaga yang disediakan. Agar perubahan yang dilakukan di bidang pendidikan tersebut dapat berjalan dengan sukses dan lancar.

²  Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
   Strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan social dengan cara menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Zaltman menggunakan istilah “re-education” (re berarti mengulang kembali) dengan alasan bahwa seseorang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya telah dipelajari sebelum mempelajari tingjah laku atau sikap yang baru.
   Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai berikut.
A  Apabila perubahan social yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat sembuh).
A  Apabila sasaran perubahan (klien) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program perubahan social.
A  Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat dari klien terhadap perubahan yang diharapkan.
A  Apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru.
A  Apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan adanya control dari klien.
b.      Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika :
A Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan yang selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan social yang akan dicapai.
A Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya : sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjangyang lain.
A Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan semula.
A Digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.

c.       Strategi pendidikan akan kurang efektif jika :
A  Tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan.
A  Digunakan dengan tanpa dilengkapi strategi yang lain.

²  Strategi Bujukan (persuasive strategies)
   Program perubahan social dengan menggunakan stratebi bujukan, artinya untuk mencapai tujuan perubahan social dengan cara membujuk agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan dengan cara member alas an, mendorong atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan. Strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alas an yang rasional, pemberian fakta yang akurat, tetapi justru mungkin juga dengan fakta yang salah sama sekali (rayuan gombal). Untuk yang terakhir ini hasilnya tidak akan bertahan lama melainkan akan merugikan untuk selanjutnya. Strategi bujukan ini biasanya digunakan untuk kampanye atau reklame pemasaran hasil perusahaan. Demikian pula saat berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, baik disadari ataupun tidak digunakannya strategi bujukan. Untuk keberhasilan penggunaan strategi bujukan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan) :
A  Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social.
A  Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan social.
A  Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari suatu kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain.
b.      Strategi bujukan tepat digunakan jika :
A  Masalah dianggap kurang penting jika cara pemecahan masalah kurang efektif.
A  Pelaksanaan program perubahan tidak memiliki control secara langsung terhadap klien.
A  Mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
A  Perubahan yang akan dilakukan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti dan tidak dapat diamati kemanfaatannya secara langsung.
A  Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal diperkenalkannya perubahan social yang diharapkan.


²  Strategi Paksaan (power strategis)
   Pelaksanaan program perubahan social dengan menggunakan strategi paksaan, artinya untuk mencapai tujuan perubahan social dengan cara memaksa agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan social yang direncanakan. Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tergantung daripada hubungan (kontrak) antara pelaksanaan perubahan dengan klien (sasaran perubahan). Jadi, keberhasilan target perubahan diukur dari kepuasan pelaksana perubahan.
   Sedangkan kekuatan paksaan artinya sejauh mana pelaksana perubahan dapat memaksa klien tergantung dari tingkat ketergantungan klien dengan pelaksana perubahan. Kekuatan paksaan juga dipengaruhi oleh berbagai factor, antara lain : ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien, tersedianya berbagai alternative untuk mencapai tujuan perubahan, danjuga tergantung tersedianya dana atau biaya untuk menunjang pelaksanaan program, misalnya untuk member hadiah kepada klien yang berhasil atau member hukuman n kepada yang tidak mau dipaksa.
   Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.      Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan social rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
b.      Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan social.
c.      Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu mengadakannya.
d.     Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan social yang diharapkan harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
e.      Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan social atau untuk cepat mengadakan perubahan social sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
f.       Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan social artinya sukar untuk dipengaruhi.
g.      Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan social yang telah direncanakan.
          Dalam pelaksanaan program perubahan social sering juga dipakai kombinasi antara berbagai macam strategi, disesuaikan dengan tahap pelaksanaan program serta kondisi dan situasi klien pada berlangsungnya proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan social, agar perubahan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
          Selain strategi yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat pula beberapa strategi pada perubahan social. Perubahan social bisa juga dilakukan dengan revolusi (people’s power), strategi persuasive (persuasive strategy) dan strategi normative-reedukatif (normative reeducative strategy). Dengan penjelasan sebagai berikut :
Ø  Revolusi (people’s power)
   Merupakan bagian dari power strategy atau strategi perubahan social dengan kekuasan. Dan revolusi merupakan puncak dari semua bentuk perubahan social. Karen, revolusi menyentuk segenap sudut dan dimensi social secara radikal, missal, cepat, mencolok dan mengundang gejolak intelektual dan emosional dari semua orang yang terlibat didalamnya.
Ø  Strategi Persuasif (persuasive strategy)
   Dalam strategi ini, media masa bisa sangat berperan. Karena, pada umunya strategi persuasive dijalankan lewat pembentukan opini dan pandangan masyarakat yang tidak lain melalui media masa. J.A.C. Brown memasukkan propaganda dalam strategi persuasive untuk melakukan perubahan social (Ritzer, 2003).
Ø  Strategi Normatif-Reedukatif (normative reeducative strategy)
   Norma adalah kata sifat dari norm atau norma yang berarti aturan yang berlaku di masyarakat. Posisis kunci norma-norma social dalam kehidupan bermasyarakat telah diakui secara luas oleh hamper semuailmuan social. Norma termasyarakatkan lewat pendidikan (education). Oleh sebab itu, strategi normative umumnya digandengkan dengan upaya pendidikan ulang atau reeducation untuk menanamkan dan mengganti paradigm berpikir persuasive dan bertahap.
            Setelah kita ketahui berbagai macam strategi yang ada, maka dalam pelaksanaan program social, seorang pelaksana diharuskan untuk memahami berbagai macam strategi perubahan social tersebut, sehingga nantinya ia dapat memilih dan menentukan strategi mana yang akan digunakan dan atau diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan social tertentu, meskipun sebenarnya ia akan mengkombinasikan berbagai macam strategi yang akan digunakannya.
C.     Petunjuk Penerapan Strategi di Sekolah
            Di dalam buku yang ditulis oleh J. Loyd Trum dan William Geogiades yang berjudul “How to Change Your School” (1978) diuraikan tentang petunjuk penerapan inovasi padasuatu sekolah. Uraian ini akan membantu untuk memudahkan dalam memilih strategi mana yang akan digunakan sebagai penunjang dalam melakukan perubahan di sekolah. Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah dapat  diuraikan sebagai berikut :
1.      Buatlah rumusan yang jelas tentang perubahan yang akan diterapkan.
      Untuk mempermudah perumusan tentang kebutuhan dan perubahan yang akan diterapkan, disarankan menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
      Apakah Anda akan :
(1)          Mengatur system kepenasehatan siswa ?
(2)          Mengubah cara kerja konselor ?
(3)          Mengumpulkan data untuk digunakan sebagai bahan mendiagnosis dirinya sendiri (self-diagnosis) oleh siswa, guru, dan supervisor yang memperhatikan bagaimana kelompok menggunakan waktu, dalam kegiatan apa saja, dimana kegiatan dilakukan, dengan siapa dilakukan, dan apa hasilnya, dengan tujuan agar dapat mengadakan rediagnosa untuk mencapai perubahan yang konstruktif?
(4)          Mengembangkan pengembangan tugas dewan guru dalam menunjang kelancaran program sekolah ?
(5)          Mengembangkan system pengelolaan sekolah agar program sekolah dapat berjalan secara efektif di bawah pimpinan kepala sekolah ?
(6)          Membagi wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah kepada para guru, sehingga semua merasa ikut bertanggung jawab atas baik dan buruknya sekolah ?
(7)          Mengusahakan lebih produktif lagi dalam hal mendayagunakan waktu, uang, fasilitas, personal dan berbagai macam sumber yang lain ?
(8)          Mengembangkan cara manila program sekolah yang lebih reliable dan valid (lebih andal dan shahih) ?
(9)          Membantu orang tua murid atau yang lain untuk mengembangkan sikap positif terhadap program sekolah dengan cara meningkatkan saling pengertian serta ikut berpartisipasi secara positif dalam kebijakan dan prosedur untuk memperbaiki sekolah ?
(10)        Menambah, mengurangi atau merubah persyaratan kurikulum ?
(11)        Menambah jumlah dan macam mata pelajaran pilihan ?
(12)      Mengadakan kursus singkat (mini courses) atau menambah apa yang sudah ada ?
(13)      Memiliki pengalaman yang lebih mendalam lagi tentang belajar jarak jauh ?
(14)      Menyarankan lebih banyak lagi atau dikurangi pemberian pekerjaan rumah bagi siswa ?
(15)      Mengadakan studi tentang bagaimana hubungan antara jumlah uang yang digunakan di sekolah dengan peningkatan produktivitas yang dicapai setiap orang ?
(16)      Mengubah tahun ajaransekolah menjadi lebih lama atau lebih pendek ?
(17)      Memperluas penggunaan system kredit ?
(18)      Mengubah peraturan kehadiran guru dan siswa agar mereka dapat bekerja dengan tempat yang memadai ?
(19)      Menghubungkan antara besar kecilnya jumlah anggota kelompok siswa dengan tujuan instruksional ?
(20)      Menambah atau mengurangi jumlah siswa yang akan diterima di sekolah ?
(21)      Mengubah model bangunan gedung sekolah agar dapat mendayagunakan berbagai fasilitas yang ada dengan efisien dan efektif ?
(22)      Menambah atau mengubah sesuatu yang lain dalam arti mengusahakan agar lebih sesuai dengan kebutuhan local, permasalahan yang ada, kesempatan yang tersedia, dan personal yang ada ?
     Berikut ini ada beberapa pertanyaan penuntun untuk mempermudah dalam membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu sekolah :
(1)          Apakah anda secara pribadii menggunakan cara pendekatan komunikasi dua arah untuk memberikan motivasi kepada guru, siswa, orang tua murid, warga masyarakat dan juga pegawai kantor (tata usaha) untuk mencari cara yang tepat guna meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar ?
(2)          Apakah anda dengan rekan-rekan telah mempertimbangkan sejumlah besar alternative dari segala macam aspek persekolahan yang mungkin perlu dilengkapi atau disempurnakan ?
(3)          Adakah kebutuhan siswa, guru dan orang di luar sekolah yang saat ini belum dilayani oleh program sekolah ?
(4)          Data apa yang telah dimiliki atau mungkin akan segera diperoleh yang akan membantu untuk memberikan motivasi perlunya ada perubahan ?
(5)          Bagaimana anda akan menentukan perubahan yang mungkin dapat diterapkan dan mudah menanganinya sesuai dengan situasi di sekolah ?
(6)          Langkah positif yang mana yang dapat dilakukan untuk menekan oposisi (perlawanan) yang selalu muncul dalam berbagai macam bentuk dan tingkatan jika anda mengadakan perubahan atau inovasi ?
(7)          Bagaimana anda akan bersikap dalam situasi yang tidak dapat diatasi atau merupakan dilemma dan sukar diselesaikan ?
(8)          Maukah anda secara pribadi menerima beban tanggung jawab untuk bekerjasama dengan orang lain dalam usaha menerapkan inovasi di sekolah dimana anda bekerja ?



2.      Gunakan metode atau cara yang member kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi ataupun sekolah.
      Merubah sekolah sebenarnya merubah orang yang berada di sekolah. Berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana guru dan kepala sekolah yang akan mengadakan pembaharuan atau menerapkan inovasi.
a.      Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Usaha untuk memperjelas informasi perubahan perlu mendayagunakan segala fasilitas yang ada.
b.      Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi. Orang yang akan memberikan motivasi kepada orang lain harus memperhatikan adanya perbedaan individual. Usah penerapan perubahan harus dapat diterima oleh guru dan siswa sebagai anggota masyarakat sekolah.
c.      Harus diusahakan agar individu ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan perubahan. Guru, siswa maupun orang tua siswa diberi kesempatan untuk ikut berperan dalam mengambil keputusan menerima atau menolak perubahan. Mereka diberi kesempatan untuk memikirkan, mendiskusikan dan mempertimbangkan perlunya perubahan. Untuk itu perlu dipersiapkan berbagai alternative bagaimana cara pemecahan masalah atau memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
d.     Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program perubahan. Kejelasan tujuan dan cara menilai keberhasilan penerapan perubahan, merupakanmotivasi yang kuat untuk menyempurnakan pelaksanaan perubahan.
      Di samping keempat hal telah sidebutkan tadi, perlu juga diperhatikan tentang urutan langkah pelaksanaan program hendaknya dibuat dengan fleksibel. Artinya jadwal kegiatan disusun disesuaikan dengan mengingat perbedaan individual baik dalam kemampuan, kesempatan dan kesibukan. Yang sangat penting dibuat adalah kejelasan tentang pembagian tugas. Dalam manejement terkenal dengan menggunakan pendekatan PERT (program evolution review technique). Perlu juga dipikirkan tentang kemungkinan terjadinya penyimpangan penerapan perubahan.

3.      Gunakan berbagai macam alternative pilihan (option) untuk mempermudah penerapan perubahan.
      Dengan memberikan banya peluang untuk memilih berarti memberikan banyak peluang kepada semua pihak untuk ikut mengambil bagian sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian pula dalam hal cara menilai dan penggunaan metode, makin banyak pilihannya makin banyak kesempatan untuk mau melaksanakan sesuai dengan kemampuan dan situasi kondisi setempat.

4.      Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan penerapan perubahan.
      Sebelum memulai merumuskan ide perubahan sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu mengenai data yang akurat tentang kondisi dan situasi yang ada di sekolah.

5.      Gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan perubahan.
      Perubahan di sekolah memerlukan perspektif yang sangat luas. Berbagai data dari berbagai bidang sudut pandang perlu didayagunakan. Data-data yang biasa digunakan atau diperlukan dalam penerapan peubahan di sekolah antara lain :
a.      Permainan dan partisipasi individu terhadap program yang ada.
b.      Pengertian tentang program yang baru.
c.      Tingkat kemajuan tentang program baru.
d.     Analisis kemudahan dan kesukaran untuk mencapai tujuan.
e.      Penilaian terhadap bahan media instruksional yang diproduksi sekolah.
f.       Jumlah dan macam diagnostic tes dari siswa.
g.      Perubahan penampilan (performance) siswa berdasarkan instrument yang telah dibakukan.
h.      Perubahan isi kurikulum dan organisasi kurikulum.
i.        Pandangan para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program baru.
Perlu diperhatikan juga hubungan perubahan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Sebelum mengadakan perubahan, badan atau lembaga di luar sekolah yang ada hubungannya dengan aturan atau pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan perlu untuk dihubungi dan diberikan penjelasan terlebih dahulu, agar tidak terjadi salah paham ataupun hal-hal yang tidak diinginkan dari lembaga-lembaga di luar sekolah yang berkaitan dengan pendidikan.

6.      Gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang lain.
      Terdapat sepuluh hal yang dapat dipakai untuk melancarkan penerapan perubahan inovasi di sekolah,yaitu :
a.       Gunakan guru penasehat atau guru pembimbing. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok besar ataupun kecil, dan setiap kelompok memiliki guru penasehat atau guru pembimbing. Guru penasehat atau guru pembimbing membantu siswa dalam melaksanakan program belajarnya.
b.      Sediakan pilihan (option) dalam pengelolaan program belajar perlu disediakan berbagai macam pilihan, baik mengenai mata pelajaran yang harus diambil maupun cara belajarnya.
c.       Mengembangka material (bahan media). Seagai konsekuensi adanya pilihan cara belajar maka perlu dikembangkan berbagai macam media instruksional.
d.      Merevisi kurikulum dengan menggunakan kursus singkat (mini courses). Kursus singkat tentang penilaian, cara membuat persiapan, cara menyusun tes dan sebagainya.
e.       Membuat tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada. Misalnya dibuat ruang belajar sendiri, tempat belajar kelompok dan sebagainya.
f.       Buatlah jadwal yang fleksibel. Untuk pelajaran yang banyak menggunakan latihan atau praktik perlu waktu yang lebih lama dari pelajaran yang hanya dengan ceramah, dan sebagainya.
g.      Ditingkatkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan mengadakan wawancara dengan warga masyarakat dalam melakukan kegiatan belajar.
h.      Diadakan penilaianprogram penerapan pendidikan.
i.        Diadakan penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa.
j.        Dibuat tim supervise, untuk mengawasi kegiatan di bidang-bidangtertentu.

7.       Dunia berbuatlah secara positif untuk mendapatkan kepercayaan.
      Dunia pendidikan sangat sukar untuk memperoleh dana guna mengadakan perubahan. Namun sebagai seorang pemimpin pendidikan harus melakukan langkah untuk mensukseskan usahanya, yaitu dengan :
a.       Kepala sekolah harus benar-benar memahami apa yang perlu dilakukan untuk perbaikan sekolahnya.
b.      Kepala sekolah harus menghayati kenyataan bahwa perubahan memang perlu diadakan untuk perbaikan.
c.       Kepala sekolah harusyakin bahwa memang sekolahnya tepat untuk menerapkan perubahan.
d.      Kepala sekolah harus banyak mencurahkan waktu dan tenaganya baik untuk kegiatan di sekolah, luar sekolah, dan dimasyarakat yang memerlukan tenaganya guna menjalin hubungan yang akrab dengan segala pihak, agar mau mengerti dan memberikan bantuan untuk kelancaran program perubahan.

8.      Menerima tanggung jawab pribadi.
      Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat cepat, kepala sekolah, guru, dan siswa akan menjumpai tantangan yang sangat kompleks pada tingkatan dimana mereka bekerja atau belajar. Tujuannya adalah bukan untuk menciptakan kesukaran dalam hidup, tujuan yang hendak dicapainyaialah mencapai kepuasan yang diperoleh karenatelahberbuat sesuatuyang sifatnya konstruktif untuk membantu membangun dunia indahdimasa kinidanmasayangakandatang.

9.      Usahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.
      Berdasarkan pengalaman para pelaksana “Model Shools Project” di Amerika Serikat, disarankan digunakannya Team Manajemen Pengawasan” (Supervisory Management = SM Team). Ada dua element dasar untuk meningkatkan kepemimpinan sekolah di dalam team SM. Pertama, peranan kepemimpinan harus disebarluaskan melalui perluasan konsep team manejemen pengawasan. Kedua, team SM harus menggunakan pendekatan partisipatif dalam membina hubungan dengan segenap personal disekolah maupun dengan warga masyarakat. Kegiatan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, dilakukan oleh semua personalia sekolah, sesuai dengan bidang garapannya masing-masing.

10.  Mencari jawaban atas beberapa pertanyaandasar tentang perubahan di sekolah.
      Tujuan utama pendidikan di sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas sekolah. Perubahan disekolah seharusnya untuk meningkatkan kualitas sekolah, tetapi sering terjadi perubahan sekolah diadakan dengan tujuan yang tidak benar. Hal seperti itu seharusnya dihindari karena akan sangat merugikan nama sekolah.






















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
       Sistem pengelolaan perubahan sosial (change management system) ialah pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dari Setiap program sosial yang bertujuan untuk mengadakan perubahan sosial. Sistem ini terbuka, yang artinya mau menerima pengaruh dari luar sistem. Setiap program perubahan social tentu memiliki tiga jenis variable yaitu: bentuk pengaruh (influence structure), nilai (cost) dan saluran (channel). Sebagai contoh dari system perubahan social adalah dengan adanya pergeraka mahasiswa baik intern maupun ekstern.
       Strategi merupakan salah satu factor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program social. Ketepatan dalam menentukan strategi sangatlah dibutuhkan, tetapi bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dapat menentukan strategi yang akan digunakan. Terdapat beberapa macam strategi, diantaranya : strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), strategi paksaan (power strategies), revolusi (people’s power), strategi persuasive (persuasive strategy) dan strategi normative-reedukatif normative reeducative strategy).
       Petunjuk penerapan perubahan pada suatu sekolah akan membantu jika mengalami kesulitan dalam menentukan strategi. Petunjuk tersebut antara lain : buatlah rumusan yang jelas tentang perubahan yang akan diterapkan, gunakan metode atau cara yang member kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi ataupun sekolah, gunakan berbagai macam alternative pilihan (option) untuk mempermudah penerapan perubahan, gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan penerapan perubahan, gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi, gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang lain, dunia berbuatlah secara positif untuk mendapatkan kepercayaan, menerima tanggung jawab pribadi, usahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang efektif, dan mencari jawaban atas beberapa pertanyaan dasar tentang perubahan di sekolah.

B.     Saran
            Seiring perkembangan jaman yang terus meningkat terjadi pula perubahan di berbagai bidang khususnya di bidang social. Oleh Karen itu, kita perlu untuk mengetahui strategi-stragei apa saja yang baik untuk perubahan dalam suatu bidang yang diperlukan, dan bagaimana agar perubahan tersebut dapai tercapai dengan baik.























DAFTAR PUSTAKA

Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. (2010). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Udin S. Winataputra, dkk. (2009). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Phopshop. (2012). Perubahan Sosial. [Online]. Tersedia: http://phopshop.blogspot.com/2012/02/perubahan-sosial.html
Rasetyowidi. (2010). Definisi Perubahan Sosial dan tipe-tipe perubahan social. [Online]. Tersedia:                                                         http://rasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipe-perubahan-sosial.html
Infosos. Perubahan Sosial. [Online]. Tersedia:                         http://infosos.wordpress.com/kelas-xii-ips/perubahan-sosial.html
Cicinyulianti. (2011). Reka Sistem. [Online]. Tersedia: http://cicinyulianti.wordpress.com/2011/04/08/reka-sistem.html