PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Anak Tunadaksa
Secara
etimologis, gambaran
seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang
mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka,
penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemapuan untuk melakukan
gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Secara definitif,
pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa) adalah ketidakmampuan
anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya
kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka,
penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan
pembelajarannya perlu layanan secara khusus (Suroyo&Kneedler dalam Efendi,
2006).
Anak
tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh, cacat fisik, dan
cacat ortopedi. Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna yang berarti rugi
atau kurang dan daksa yang berarti tubuh“. Tunadaksa adalah anak yang memiliki
anggota tubuh tidak sempurna, sedangkan istilah cacat tubuh dan cacat fisik
dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat
indranya. Selanjutnya istilah cacat ortopedi terjemahan dari bahasa Inggris
orthopedically handicapped. Orthopedic mempunyai arti yang berhubungan dengan
otot, tulang, dan persendian. Dengan demikian, cacat ortopedi kelainannya
terletak pada aspek otot, tulang dan persendian atau dapat juga merupakan
akibat adanya kelainan yang terletak pada pusat pengatur sistem otot, tulang
dan persendian.
Anak
tunadaksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan
pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan
koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan
keutuhan pribadi. Salah satu definisi mengenai anak tunadaksa menyatakan bahwa
anak tunadaksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang terlihat pada kelainan
bentuk tulang, otot, sendi maupunsaraf-sarafnya. Istilah tunadaksa maksudnya
sama dengan istilah yang berkembang, seperti cacat tubuh, tuna tubuh, tuna
raga, cacat anggota badan, cacat orthopedic,
crippled, dan orthopedically
handicapped (Depdikbud, 1986:6). Selanjutnya, Samuel A Kirk (1986) yang
dialihbahasakan oleh Moh. Amin dan Ina Yusuf Kusumah (1991: 3) mengemukakan
bahwa seseorang dikatakan anak tunadaksa jika kondisi fisik atau kesehatan
mengganggu kemampuan anak untuk berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari,
sekolah atau rumah. Sebagai contoh, anak yang mempunyai lengan palsu tetapi ia
dapat mengikuti kegiatan sekolah, seperti Pendidikan Jasmani atau ada anak yang
minum obat untuk mengendalikan gangguan kesehatannya maka anak-anak jenis itu
tidak termasuk penyandang gangguan fisik. Tetapi jika kondisi fisik tidak mampu
memegang pena, atau anak sakit-sakitan (mengidap penyakit kronis) sering kambuh
sehingga ia tidak dapat bersekolah secara rutin maka anak itu termasuk
penyandang gangguan fisik (tunadaksa).
Menyimak
keadaan fisik yang tampak pada anak tunadaksa ortopedi dan tunadaksa saraf
tidak terdapat perbedaaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak
tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsionalisasi anggota tubuh namun,
apabila dicermati secara seksama untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya akan tampak
perbedaan. Konsidi ketunadaksaan dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi dapat
dikelompokkan:
1. Penderita
tunadaksa yang hanya memerlukan pertolongan dalam menempatkan pada pekerjaan
yang cocok.
2. Penderita
tunadaksa karena kelainannya sehingga memerlukan latihan kerja (vocational
training) untuk dapat ditempatkan dalam jabatan-jabatan biasa (open employment)
3. Penderita
tunadaksa setelah diberi pertolongan rehabilitasi dan latihan-latihan dapat
dipekerjaan dengan perlindungan khusus (sheltered employment).
4. Penderita
tunadaksa yang sedemikian beratnya sehingga memerlukan perawatan secara terus
menerus dan tidak mungkin dapat produktif.
Yang download wajib coment, kalau tidak dosa lhooo.. heuheu
biar saya nya semangat dan rajin ngshare tugas-tugas kuliah saya :D
Selengkapnya.......DOWNLOAD Makalah Tunadaksa