Sesuai dengan pengorganisasian tempat
pendidikan maka sistem pendidikan anak tunadaksa dapat dikemukakan sebagai
berikut.
1. Pendidikan Integrasi (Terpadu)
Walaupun pendidikan anak tunadaksa di
Indonesia banyak dilakukan melalui jalur sekolah khusus, yaitu anak tunadaksa
ditempatkan secara khusus di SLB-D (Sekolah Luar Biasa bagian D), namun anak
tunadaksa ringan (jenis poliomyelitis) telah ada yang mengikuti pendidikan di
sekolah biasa. Sementara ini anak tunadaksa yang mengikuti pendidikan di
sekolah umum harus mengikuti pendidikan sepenuhnya tanpa memperoleh program
khusus sesuai dengan kebutuhannya. Akibatnya, mereka memperoleh nilai hanya
berdasarkan hadiah terutama dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan kegiatan
fisik (Astati, 2000). Sehubungan dengan itu Kirk (1986) mengemukakan bahwa
adaptasi pendidikan anak tunadaksa apabila ditempatkan di sekolah umum adalah
sebagai berikut.
a. Penempatan di kelas reguler
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut.
1) Menyiapkan lingkungan belajar
tambahan sehingga memungkinkan anak tunadaksa untuk bergerak sesuai dengan
kebutuhannya, misalnya membangun trotoar, pintu agak besar sehingga anak dapat
menggunakan kursi roda;
2) Menyiapkan program khusus untuk
mengejar ketinggalan anak tunadaksa karena anak sering tidak masuk sekolah;
3) Guru harus mengadakan
kontak secara intensif dengan siswanya untuk melihat masalah fisiknya secara
langsung;
4) Perlu mengadakan rujukan ke ahli terkait
apabila timbul masalah fisik dan kesehatan yang lebih parah.
b. Penempatan di ruang sumber belajar dan
kelas khusus
Yang download wajib coment, kalau tidak dosa lhooo.. heuheu
biar saya nya semangat dan rajin ngshare tugas-tugas kuliah saya :D
Selengkapnya..... DOWNLOAD Sistem Pendidikan TUNADAKSA