BAB II
PEMBAHASAN
A. Angket
(Quetioner)
1. Pengertian Angket
Angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa
orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada.
Dengan
menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam
wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya
sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
Angket juga sering dikenal sebagai kuesioner. Kuesioner merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan
kuesioner Kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman
atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya.
Jadi angket atau
kuesioner
merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan
ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan
harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden
merupakan hal yang penting .
2.
Tujuan Angket
Tujuan penyusunan kuesioner adalah
untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk
diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden.
3.
Manfaat Angket
dalam Pembelajaran
Manfaat angket
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut,
a.
Membantu petugas lapangan
(interviewer) dalam pengumpulan data tentang hal-hal yang perlu ditanyakan
kepada responden;
b.
Membantu petugas lapangan bisa
secara sistematis dan berurutan dalam mengajukan pertanyaan;
c.
Pertanyaan yang diajukan kepada
responden oleh masing-masing petugas lapangan dapat diseragamkan, sehingga data
yang diperoleh bisa diperbandingkan satu sama lainnya.
4.
Ciri-ciri
Angket
a.
Dipergunakan
untuk mengumpulkan informasi yang tidak mudah diakses dengan cara lain.
b.
Hasilnya berupa
data deskriptif.
c.
Biasanya berupa
angket sikap (Attitude Questionnaires).
5.
Ketepatan Penggunaan Kuesioner
Penyusunan dalam pembuatan kuesioner
tentunya harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Amka dari itu
ketepatan dalam penyusunan kuesioner penting diperhatikan. Adapuna beberapa
ketepatan dalam pennggunaanny adalah sebagai berikut.
a. Responden (orang yang merenpons atau
menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
b. Melibatkan sejumlah orang di dalam
proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok
tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem
yang diajukan.
c. Melakukan studi untuk mengetahui
sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi
petunjuk-petunjuk tertentu.
d. Ingin yakin bahwa masalah-masalah
dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara
tindak lanjut.
6.
Bentuk dan Jenis
Kuesioner
Kuesioner
terdiri atas beberapa bentuk, yaitu:
a.
Bentuk
Kuesioner Berstruktur
Merupakan
bentuk angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk angket ini
terdiri dari tige bentuk yaitu:
1) Bentuk
jawaban tertutup, yaitu angket yang setiap pertanyaannya sudah tersedia
berbagai jawaban alternative.
2) Bentuk
jawaban tertutup dengan jawaban terakhir diberikan terbuka. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk menjawab secara bebas.
3) Bentuk
jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan jawaban dalam bentuk gambar.
b.
Bentuk
Angket Tak Berstruktur
Merupakan
bentuk angket yang memeberikan
jawaban secara terbuka. Peserta didik
secara bebas menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat dinilai secara
objektif. Jawabannya tidak dapat
dianalisis secara statistic sehingga kesimpulannya pun hanya merupakan
pandangan yang bersifat umum.
Selain itu, adapun jenis dari angket. Kuesioner atau angket dapat dibedakan
atas jenis tergantung dari sudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2006:
224) angket dibedakan atas:
a.
Dipandang dari cara menjawab
1) Kuesioner terbuka, yang memberi
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
2) Kuesioner tertutup yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b.
Dipandang dari jawaban yang diberikan
1) Kuesioner langsung yaitu responden
menjawab tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung yaitu jika
responden menjawab tentang responden.
c.
Dipandang dari bentuknya
1) Kuesioner pilihan ganda sama dengan
kuesioner tertutup.
2) Kuesioner lisan sama dengan
kuesioner terbuka.
3) Check list yaitu sebuah daftar dan responden
tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah
pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
7. Prinsip Penyusunan Angket
Ada beberapa prinsip dalam
penyusunan angket yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut.
a. Prinsip Penulisan Angket
1)
Isi dan tujuan pertanyaan harus
relevan;
2)
Bahasa yang digunakan mudah
dipahami;
3)
Tipe / bentuk pertanyaan :
terbuka/tertutup , positif/negatif ;
4)
Pertanyaan tidak boleh mendua
(double barreled questions);
5)
Pertanyaan tidak menggiring
responden; Pertanyaan tidak panjang dan berbelit;
6)
Urutan pertanyaan dari hal yang
umum menuju hal yang spesifik atau dari hal yang mudah menuju hal yang sulit;
7)
Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan
bersifat pribadi.
8)
Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga
tidak memakan waktu yang lama.
9)
Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang
menyinggung perasaan responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada
responden terhadap angket yang kita buat.
10) Jawaban
angket tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit.
b. Prinsip Pengukuran
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden harus
diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.
c. Prinsip Penampilan Fisik
Angket perlu dirancang dan didesain lebih menarik agar
responden senang dan serius dalam menjawab/mengisinya.
8. Petunjuk Penggunaan Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian. Masalah tersebut harus dirumuskan
dengan jelas dan dianalisis menjadi submasalah yang dijadikan pegangan dalam
mengemukakan hipotesis. Oleh karena itu dalam membuat angket kita hendaknya
memerhatikan hal-hal berikut ini.
a. Memakai
bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi adalah orang-orang yang berbeda
karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah teknis, serta pilih
kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua orang.
b. Memakai
kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-belit akan
mempersulit pemahaman responden.
c. Jangan
membuat pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban.
9.
Langkah
Penyusunan Angket
Sebelum
angket akan disebarluaskan, maka dalam penyusunan angket harus melakukan
langkah-langkah berikut.
a. Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b. Mengidentifikasi
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
c. Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik
analisisnya.
d. Menyusun
kisi-kisi angket
Contoh
format kisi-kisi angket:
No.
|
Masalah
|
Sub. Masalah
|
Indikatot
|
Sumber Data
|
Nomor Angket
|
e. Menyusun
pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur atau tak
berstruktur. Setiap pertanyaan dan jawaban harus menggambarkan atau
mencerminkan data yang diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan, sehingga antara
pertanyaan yang satu dengan yang lainnya ada kesinambungan.
f. Membuat
pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, sehingga memudahkan peserta
didik untuk menjawabnya.
g. Jika angket
sudah tersusun dengan baik, perlu
dilaksanak uji coba di lapangan sehingga dapat diketahui
kelemahan-kelemahannya.
h. Angket yang
sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi, baik dilihat dari
bahasa, pertanyaan maupun jawabannya.
i.
Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah
peserta didik.
Contoh
angket
Angket ini digunakan ketika siswa
telah mengikuti pembelajaran matematika di kelas IV dengan materi penggunaan
pecahan dalam pemecahan masalah dengan menggunakan media kertas warna dan balok
pecahan.
LEMBAR
ANGKET
Nama : ………………………………..
Kelas : ………………………………..
Setelah kamu mengikuti pembelajaran
matematika barusan dengan menggunakan media kertas warna dan balok pecahan,
sekarang jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai yang kamu alami!
1. Apakah kamu
senang belajar matematika tentang penggunaan pecahan dalam pemecahan masalah
dengan menggunakan media barusan?
Jawaban:
…………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
2. Apa
alasannya?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
3. Apakah kamu
menyukai pembelajaran matematika barusan dilakukan secara berkelompok?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
4. Apa
alasannya?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
5. Adakah
kesulitan ketika kamu menggunakan media kertas warna dan balok pecahan?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
6. Apa
kesulitan tersebut?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
7. Dalam
pembelajaran matematika, lebih mengerti mana menggunakan cara tadi ataukah
dengan cara biasa tanpa media?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
8. Apa harapan
kamu untuk pembelajaran matematika selanjutnya?
Jawaban: …………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
10. Validitas Angket
Validitas angket berkenaan dengan pertanyaan, apakah
jawaban yang diberikan itu benar. Hal-hal yang dapat kita lakukan agar angket
itu valid antara lain sebagai berikut.
a. Pertanyaan
harus mudah dipahami dan tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda.
b. Pertanyaan
harus berkenaan dengan topik permasalahan.
c. Pertanyaan
harus menarik dan mendorong responden untuk menjawabnya.
d. Jawaban
responden diusahakan dapat konsisten dari awal hingga akhir.
e. Jawaban yang
diberikan dalam alternatif pilihan jawaban harus beragam (variatif) untuk
menghindari kebosanan.
11. Skala Angket
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol
terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut
atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang
menjawab kuesioner.
2.
Agar respoden memilih subjek kuesioner.
Ada empat
bentuk skala pengukuran , yaitu :
1.
Nominal
Skala nominal digunakan untuk
mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling
lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total
untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering
anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program
e-mail
2.
Ordinal
Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi.
Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi.
3.
Interval
Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.
Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.
4.
Rasio
Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.
Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.
12. Kelebihan dan Kekurangan Angket
Penggunaan angket dalam pengumpulan data memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut.
a.
Kelebihan
Angket
1)
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan
menggunakan angket memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai
berikut.
2)
Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.
3)
Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
4)
Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan
masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
5)
Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur,
dan tidak malu-malu menjawab.
6)
Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden
dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama.
7)
Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu
menuliskan buah pikirannya.
8)
Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
9)
Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
10) Lebih mudah
pengolahannya.
11) Dapat
menjangkau responden dalam jumlah besar.
b.
Kekurangan
Angket
Selain mempunyai beberapa keuntungan, pengumpulan data
dengan menggunakan angket juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Responden
sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak dijawab.
2) Seringkali
sukar diberi validitasnya.
3) Walaupun
dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang
tidak betul atau tidak jujur.
4) Seringkali
angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
5) Waktu
pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama,
sehingga terlambat.
6) Pilihan
jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
7) Jawaban
responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan secara
leluasa dari responden.
8) Jawaban dari
responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya,
karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu cenderung dipilih
oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
B. Daftar Cek
(Check List)
1.
Pengertian
Daftar Cek
Daftar Cek atau checklist adalah penilaian yang didasarkan pada suatu strandar unjuk
kerja yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai memeriksa
apakah pegawai sudah memenuhi atau melakukannya. Standar-standar unjuk kerja
misalnya pegawai hadir dan pulang tepat waktu, pegawai bersedia untuk lembur,
pegawai patuh pada atasan, dan lain-lain. Penilaian pada umumnya dilakukan
secara subjektif.
Pada intinya
daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. Daftar cek akan memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang
betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada berbagai macam aspek perbuatan
yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan tanda
centang (√) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil penilaiannya.
2.
Tujuan
Daftar Cek
Dalam
pembelajaran, daftar cek mempunyai tujuan untuk mencatat
Setiap
kejadian atau aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung meskipun itu
cakkupannya kecil sekalipun yang dianggap penting. Ini berguna suntuk
mengetahui perkembangan siswa secara spesifik selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.
Manfaat Dafttar
Cek
Daftar cek
banyak memiliki manfaatnya, antara lain membantu guru untuk mengingat-ingat apa
yang harus diamati, dan dapat memberikan informasi kepada stakeholder. Namun
penilai harus tetap waspada pada kemungkinan perilaku penting yang belum
tercakup di dalam daftar cek, maka itu penilaian jangan terlalu kaku dengan apa
yang sudah tertulis pada cek tersebut. Oleh
karena itulah, membuat atau merumuskan sebuah checklist sebenarnya
membantu dalam menentukan secara tepat
perilaku apa saja yang menunjukkan pembelajaran yang berhasil untuk konteks
tertentu.
4.
Ciri-ciri
Daftar Cek
Ada dua ciri
daftar cek, yakni:
a. Dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk
semi terstruktur, yang sulit dilakukan dengan teknik lain.
b. Data yang dihasilkan bisa kuantitatif ataupun
kualitatif, artergantung
c. format yang dipergunakan.
5. Kelebihan
dan kekurangan Daftar Cek
Suatu metode penilaian pembelajaran tentunya mempunya
kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut. Adapun beberapa kelebihan dan
kekurangan adalah sebagai berikut.
a. Kelebihan
1)
Pelaksanaan
daftar cek tidak memakan biaya, waktu
yang lama
2)
Pembuatan daftra
cek mudah diaplikasikan karena guru dengan langsung membuat daftar cek sesuai
tujuan yang diinginkan.
3)
Guru dapat
memantau aktivitas siswa dengan hanya memberikan centang (√) pada setiap
aktivitas siswa sesuai kriteria atau aspek yang telah ditentukan pada lembar
daftar cek.
b. Kekurangan
1)
Guru harus
ekstra teliti dalam mencentang setiap kegiatan atau aktivitas yang tengah
dilakukan siswa selama pembelajaran.
2)
Keteledoran guru
dalam memberi centang (√) pada siswa ketika ketidaktercakupan data mampu mengakibatkan
pandangan subjekif.
3)
Guru harus senantiasa
aktif melihat seluruh kegiatan atau aktivitas yang sedang dilakukan siswa
selama pembelajaran berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran serta
keberlangsungan pembelajaran dalam waktu tertentu yang bersifat kontinyu.
Contoh Penilaian dengan Metode Daftar Cek
LEMBAR
DAFTAR
CEK
Mata
pelajaran : Matematika
Alokasi
waktu : 2x 40 menit
Kelas/Semester : IV/I
Standar
Kompetensi : 3. Menggunakan
pengukuran
sudut, panjang,
dan berat
dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar : 3.3
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
satuan waktu,
panjang dan berat
Tanggal : ...................................
Nama Siswa
: ...................................
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Penilaian
|
Keterangan
|
||||
SB
|
B
|
C
|
K
|
SK
|
|||
1
|
Kegiatan
Diskusi
|
||||||
2
|
Latihan Soal
|
||||||
3
|
Tugas Mandiri
|
||||||
4
|
Tugas Kelompok
|
||||||
5
|
Tanya Jawab
|
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Departemen
Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penilaian Kelompok Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Jakarta: BSN.
Arifin, Zaenal (2009).
Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarta