TEORI BEHAVIORISTIK
3. John Watson
Ia dilahirkan 9 Januari 1878 dalam
sebuah keluarga miskin. Orang tuanya adalah Emma Watson dan Kesiah Pickens
Butler Watson. Ia dibesarkan di Travelers Rest, Carolina Selatan dengan lima
saudara lainnya. Dia adalah anak keempat dari enam dari mereka. Pada tahun
1920, John Watson dan asisten sekaligus istrinya Rosalie Rayner diterbitkan
salah satu studi penelitian paling terkenal dari abad yang lalu. Dalam mencoba
untuk kondisi respons emosional parah pada bayi berusia sembilan bulan, Little
Albert. Dia menetapkan bahwa putih, benda berbulu seperti kelinci tidak akan
mengganggu bayi. Tetapi ketika ia dipasangkan dengan stimulus netral dengan
stimulus bersyarat, itu menciptakan ketakutan pada bayi. Watson menciptakan
baru stimulus-respon. Ketika Albert melihat, benda putih berbulu, ia akan
merasa takut karena ia terkait mereka dengan efek negatif. Watson meninggal di New York City pada 25
September 1958 pada usianya yang ke 80 tahun. Dikatakan bahwa ia meninggal
karena Sirosis hati. Penyakit ini sering ditandai dengan penggantian jaringan
normal dengan jaringan fibrosa dan hilangnya sel-sel hati fungsional.
B. Penelitian
Watson mempelajari penyesuaian
organisme terhadap lingkungannya, khususnya stimuli khusus yang menyebabkan
organisme tersebut memberikan respons. Kebanyakan dari karya-karya Watson
adalah komparatif yaitu membandingkan perilaku berbagai binatang. Dalam
percobaannya,Watson ingin menerapkan classical conditioning pada reaksi
emosional. . Hal ini didasari atas keyakinannya bahwa personalitas seseorang
berkembang melalui pengkondisian berbagai refleks. Dalam suatu percobaan yang
kontroversial di tahun 1921, Watson dan asisten risetnya Rosalie Rayner
melakukan eksperimen terhadap seorang balita bernama Albert.Pada awal
eksperimen, balita tersebut tidak takut terhadap tikus. Ketika balita memegang
tikus, Watson mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan keras. Balita menjadi
takutdengan suara yang tiba-tiba dan keras sekaligus takut terhadap tikus.
Akhirnya,tanpa adasuara keras sekalipun, balita menjadi takut terhadap tikus.
1. Objek penelitian : Balita dan seekor Tikus
2. Prosesnya : Seorang balita bernama Albert
yang pada awal eksperimen tidak takut
terhadap tikus. Kemudian balita tersebut diarahkan untuk memegang seekor tikus
putih kecil. Ketika balita itu sedang memegang tikus, Watson kemudian mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan
keras. Balita menjadi takutdengan suara yang tiba-tiba dan keras sekaligus
takut terhadap tikus. Akhirnya,tanpa ada suara keras sekalipun, balita menjadi
takut terhadap tikus.
C. Temuan atau Teori
Karya utama Watson yang utama dikenal sebagai
‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama
dari aliran behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang eksperimental
dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga
introspeksi tidak punya tempat di dalamnya.
b. Sejauh ini psikologi gagal dalam
usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangannya adalah keputusan
untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya
kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
c. Obyek studi psikologi yang
sebenarnya adalah perilaku nyata.
Ada Sembilan pandangan atau teori
yang dikemukakan oleh John Watson ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Psikologi mempelajari stimulus dan
respons (S-R Psychology). Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di
lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun
yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana
hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt
dan covert, learned dan unlearned
2. Tidak mempercayai unsur
herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah
hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang
sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian
pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh
faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
3. Dalam kerangka mind-body,
pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi
bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan
ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya
mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul
atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para
tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini
sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi
penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini
di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu behaviorisme
justru menjadi populer.
4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang
obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam
hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal
reports.
5. Secara bertahap Watson
menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks
yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan
akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak,
dan lain-lain.
6. Sebaliknya, konsep
learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi
tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil
belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson
mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike.
Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada
percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari
Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
7. Pandangannya tentang
memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut
Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu
digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan habits.
Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8. Proses thinking and speech
terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir
didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara
yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti
gerak bibir atau gesture lainnya.
9. Sumbangan utama Watson adalah
ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang
mengaturnya. Jadi psikologi adaljah ilmu yang bertujuan meramalkan
perilaku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada
situasi praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga
membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan
bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1.
Setiap teori dilandaskan dengan eksperimen atau penelitian
sehingga lebih akurat dan dapat dipercaya.
2.
Secara keseluruhan konsep – konsep yang ada pada teori
tersebut cukup mudah dipahami.
Kekurangan
1.
Karya karyanya yang masih dipengaruhi oleh Ivan Pavlov
2.
Eksperimennya masih dipercayakan secara etika
E. Kesimpulan
Manusia dapat belajar‘ takut’
terhadap stimuli yang sesungguhnya tidak menakutkan. Namun ketika stimuli
tersebut berasosiasi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan, ternyata
menjadi menakutkan. Eksperimen tersebut juga menunjukkan bahwa classical
conditioning mengakibatkan beberapa kasus fobia (rasa takut), yaitu ketakutan
yang yang tidak rasional dan berlebihan terhadap objek-objek tertentu atau
situasi-situasi tertentu. Classical conditioning menjelaskan beberapa respon
semosional seperti kebahagiaan, kesukaan, kemarahan, dan kecemasan yaitu karena
orangtersebut mengalami stimuli khusus. Sebagai contoh, seorang anak yang
memilikipengalaman menyenangkan dengan roller coaster kemungkinan belajar
merasakan kesenangan justru karena melihat bentuk roller coaster tersebut. Bagi
seorang dewasa yang menemukan sepucuk surat dari teman dekat di dalam kotak
surat, hanya dengan melihat alamat pengirim yang tertera di sampul surat
kemungkinan menimbulkan perasaan senang dan hangatnya persahabatan. Prosedur
classical conditioning untuk merawat fobia (rasa takut) dan perilaku yang tidak
diinginkan lainnya seperti kecanduan alkohol dan psikotropika. Untuk merawat
fobia terhadap objek-objek tertentu, pakar psikologi melakukan terapi dengan
menghadirkan objek yang ditakuti oleh penderita secara berangsur-angsur dan
berulang-ulang ketika penderita dalam suasana santai.Melalui faseeliminasi
(eliminasi stimulus kondisi), penderita akan kehilangan rasa takutnya terhadap
objek tersebut. Dalam memberikan perawatan untuk pecandu alkohol, penderita
meminum minuman beralkohol dan kemudian menenggak minuman keras tersebut
sehingga menyebabkan rasa sakit di lambung. Akhirnya ia merasakan sakit lambung
begitu melihat atau mencium bau alkohol dan berhenti meminumnya. Keefektivan
dari terapi seperti ini sangat bervariasi bergantung individunya dan
problematika yang dihadapinya.