MODEL
– MODEL INOVASI PENDIDIKAN (Model Penelitian, Model Perkembangan Organisasi, dan
Model Konfigurasi)
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Inovasi
Pendidikan
Dosen : JENURI,.S.AG,M.PD.
Disusun
oleh :
Nur Idha Sutriyani (
1103129 )
Sri Haryani (1102998)
Kelas / Semester : C/ 3
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penyusun telah mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Inovasi
Pendidikandengan waktu yang telah ditentukan, dengan berjudul “MODEL – MODEL
INOVASI PENDIDIKAN”.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa sebagai manusia, kami memiliki banyak keterbatasan, tentu hasil yang kami buat ini
tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan baik dalam hal tekhnik,
sistematika maupun isi makalah. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah meridhai hasil
karya ini. Amin Yarabbal ‘Alamin.
Bandung, November 2012
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
D.
Prosedur Pemecahan Masalah .............................................................................. 2
E.
Sistematika Penulisan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan............................................................................. 4
B. Model – model Inovasi Pendidikan...................................................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................ 14
Saran
......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses inovasi pendidikan membutuhkan waktu yang
lama untuk mencapai tahap penggunaan
dan implementasi. Dijelaskan bahwa terdapat lima tahap proses keputusan
inovasi. Dalam proses inovasi pendidikan terdapat faktor – faktor yang
memperanguhi. Kemudian selain faktor yang mempengaruhi terdapat pula model –
model inovasi pendidikan itu sendiri. Model – model yang diterapkan dalam
bidang pendidikan di Indonesia pada mulanya mengadopsi dari Amerika Serikat.
Tentu tak semua model yang dipakai disana bisa diadopsi oleh Indonesia. Model yang diadopsi hanya
sekedar sebagai contoh untuk kita agar dapat mengetahui bagaimana cara menggunakan pengetahuan tentang
inovasi dalam bidang pendidikan baru
kemudian dikembangkan oleh para ahli di Indonesia sesuai dengan keadaan
Indonesia sebenarnya.
Kita telah mengetahui
bahwa inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial, dan inovasi pendidikan
merupakan bagian dari inovasi. Mengingat bahwa penyelenggara pendidikan formal
adalah suatu organisasi maka pola inovasi dalam organisasi yang lebih sesuai
diterapkan dalam bidang pendidikan. Namun demikian organisasi pendidikan
memeiliki karakteristik dan keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan
organisasi yang ada diluar bidang pendidikan. Maka untuk memperjelas wawasan
tentang model inovasi pendidikan yang baru yang sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, dibuatlah makalah ini.
1
2
Selain memperjelas wawasan pembaca tentang model inovasi Pendidikan,
dapat pula para pembaca untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian model Inovasi
tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Inovasi Pendidikan?
2.
Apa saja model – model Inovasi Pendidikan?
3.
Bagaimana model – model tersebut diaplikasikan?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi Inovasi Pendidikan
2.
Untuk mengetahui macam – macam model Inovasi
Pendidikan
3.
Untuk mengetahui pengaplikasian model – model Inovasi
tersebut
D. Prosedur
Pemecahan Masalah
Dalampenulisan makalah ini penulis
menggunkan metode studi pustaka yakni membaca berbagai literature dan
mengembangkannya dan mengacu pada
panduan penulisan karya ilmiah.
3
E. Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah penulisan makalah ini, penyusun menggunakan sistematika yang
terdiri dari empat bab. Bab
pertama yaitu PENDAHULUAN yang terdiri dari lima sub yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Kemudian dilanjut ke bab yang kedua yaitu ISI yang
mencakup tiga sub diantaranya, pengertian dari inovasi pendidikan, model –
model inovasi pendidikan, dan bagaimana aplikasi model – model tersebut ke
dunia pendidikan. Bab terakhir dari
makalah ini adalah bab PENUTUP yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi Pendidikan adalah
inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Atau dapat pula didefinisikan sebagai suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi ataupun diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan
demikian metode baru atau cara baru yang diterapkan di dalam melaksanakan
metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya
meningkatkan efektivitas pembelajaran.Sementara itu inovasi dalam teknologi
juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat
dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,seperti penggunaannya untuk
teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaaninformasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan
mencakup hal – hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik
sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain,
maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional. Matthew
B Miller menjelaskan pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut
4
5
‘’ To give more concreteness
the universe called ‘educational innovation’ some samples are described bilow.
They are organized according to
the aspect of sosial system with which they appear to be most clearly
associated. In most cases the social
system involved should be taken to be that of a school or college, although
some innovations teke place within the context of much larger system.”
Antara
masyarakat (sistem sosial) dengan lembaga pendidikan formal terjadi hubungan
yang saling pengaruh mempengaruhi perubahan sistem sosial dapat mempengaruhi
perubahan pendidikan dan sebaliknya, perubahan pendidikan berpengaruh terhadap
perubahan sistem sosial. Perubahan yang terjadi bersifat dinamis, yang
disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat.
Pelaksanaan
inovasi di Indonesia sepenuhnya mengacu pada inovasi yang dilakukan di Amerika
Serikat, namun hal tersebut bukan berarti Indonesia menjiplak sepenuhnya dari
sana. Para ahli – ahli pendidikan Indonesia banyak yang telah mengembangkan
pelaksanaan inovasi di Indonesia berdasarkan pelaksanaan di Amerika.
Tujuan
utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah. Tanda-tanda
sekolah yang kualitasnya baik antara lain proses belajar mengajar efektif,
prestasi hasil belajar siswa tinggi, para guru mempunyai waktu yang cukup
banyak serta kondisi yang baik melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya,
kepala sekolah menggunakan sebagian besar waktunya untuk bekerja lebih akrab
dengan siswa dan guru serta selalu berusaha untuk memperoleh balikan guna
meningkatkan kualitas sekolah. Setiap orang yang bekerja disekolah melakukan
tugasnya sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk mengembangkan kariernya.
6
B. Model – model Inovasi Pendidikan
Model – model dalam inovasi diciptakan sebagai kerangka
dasar dalam memahami bagaimana suatu inovasi itu terjadi serta bagaimana
melihat kemampuan seseorang untuk menjadi inovatif, adaptif dan mampu
mendifusikan suatu inovasi tertentu. Pada mulanya model – model tersebut
digunakan dalam dunia bisnis saja, namun lama kelamaan model – model tersebut
dapat diterapkan atau diadopsi oleh dunia pendidikan.
Model model yang akan dibahas
dibawah ini merupakan model – model inovasi pendidikan yang sebelumnya telah
digunakan di Amerika Serikat. Saat itu di Amerika terjadi suatu peristiwa yang
telah mendorong Amerika untuk memajukan bidang pendidikannya, yaitu peristiwa
dimana Amerika merasa rendah diri dan malu karena Rusia berhasil membuat
pesawat Sputnik dan meluncurkannya ke luar angkasa. Pendidik di Amerika benar –
benar prihatin dengan peristiwa itu, mereka benar – benar memikirkan bagaimana
caranya untuk mengubah sistem pendidikannya, menghilangkan rasa rendah dirinya
dan menghilangkan rasa paniknya terhadap keberhasilan Rusia tersebut. Para
pendidik di Amerika bangkit dengan semangatnya untuk mengadakan perubahan di
bidang pendidikan dan dari situlah dimulai dengan diadakannya pembaharuan
kurikulum, penggunaan media, pengorganisasian kegiatan belajar, dan prosedur
administrasi sekolah serta yang lainnya yang berkenaan dengan dunia pendidikan.
Kemauan yang keras dari para ahli
pendidikan disana serta kesadaran dari semua pihak – pihak terkait menghasilkan
tiga model perubahan pendidikan atau model inovasi pendidikan, yaitu :
a.
Model
Penelitian, Pengembangan dan Difusi (Research – Development – Diffusion -
Model)
b.
Model
Pengembangan Organisasi (Organization Development Model)
7
c.
Model
Konfigurasi (Kofiguration Model)
Perolehan
model – model inovasi pendidikan yang diciptakan oleh para ahli di Amerika
tersebut diperoleh dengan berbagai pertimbangan. Mereka selalu dihadapkan pada
sekian banyak pertanyaan – pertanyan yang mengusik dan menggelisahkan sehingga
mereka selalu berusaha untuk menjawabnya. Pertanyyan – pertanyya itu antara
lain : Bagaimana caranya menterjemahkan harapan kita untuk masa depan ke dalam
pelaksanaan pendidikan pada saat sekarang? Bagaimana kita dapat merencanakan
inovasi pendidikan yang dapat didifusikan dengan efektif? Bagaimana caranya
untuk menyebarluaskan pola baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas? Bagaimana kita dapat mengubah organisasi pendidikan sehingga dapat
mengadakan pembaharuan dengan cara mandiri dan bersifat responsive terhadap
tantangan kebutuhan yang dihadapinya.
Untuk menjawab
berbagai pertanyaan tersebut, ada dua hal yang sangat membantu yaitu hasil
perkembangan ilmu sosial dan juga ilmu tingkah laku. Kedua ilmu ini ternyata
tidak hanya menunjang untuk memahami tingkah laku manusia dan fenomena sosial,
tetapi sangat bermanfaat untuk mengadakan rekayasa dan menciptakan ahli ilmu
sosial yang tertarik untuk mengadakan penelitian tentang sistem sosial dan juga
teknologi, tentang bagaimana caranya mengintervensi agar terjadi perubahan
sosial. (Ibrahim M :1988 : 177)
Berikut akan
diuraikan tiap – tiap model inovasi pendidikan secara singkat :
a) Model
Penelitian, Pengembangan dan Difusi (Research – Development – Diffusion -
Model)
8
Model inovasi pendidikan ini cukup sederhana kalu dilihat dari polanya, namun mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi
pengembangan pendidikan. Model inovasi ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap
orang tentu memerlukan perubahan, dan unsur pokok dari perubahan ialah
penelitian, pengembangan, dan difusi. Agar benar-benar diketahui dengan -tepat
permasalahan yang dihadapi serta kebutuhan yang diperlukan, maka langkah pertama
yang harus diiakukan dalam
usaha mengadakan perubahan pendidikan ialah melakukan kegiatan penelitian
pendidikan. Namun hasil penelitian tidak dapat langsung didayagunakan oleh
pemakai, karena hasil penelitian tersebut harus dikembangkan terlebih dahulu ke
dalam bentuk yang lebih bersifat operasional agar dapat lebih mudah diterapkan.
Misalnya hasil penelitian tentang perkembangan pikir anak, tidak dapat langsung
didayagunakan oleh guru untuk membantu mengefektifkan cara mengajar. Hasil
penelitian itu perlu diolah dan dikembangkan terlebih dahulu sehingga berupa
strategi atau langkah – langkah mengajar yang tepat berdasarkan proses
perkembangan pikir anak. Oleh karena itu langkah kedua yang harus dilakukan
adalah langkah pengembangan. Baru setelah inovasi itu terbentuk, maka dilakukan
difusi inovasi, melalui kegiatan komunikasi di berbagai saluran yang
memungkinkan, dengan memperhatikan berbagai nilai-nilai sosial yang berlaku di
lingkungan dimana inovasi itu akan diterapkan.
Beberapa ahli pendidik ada yang menambah satu langkah lagi yaitu langkah
evaluasi (evaluation). Semula langkah ini terkenal dengan model RD & D,
namun karena penambahan satu model tadi model ini kemudian dikenal dengan nama
RDD & E (Reseach, Development, Diffusion, and Evaluation). Setelah inovasi
didifusikan maka perlu diadakan evaluasi.
9
RD & D sebagai model inovasi yang sangat terkenal dapat didayagunakan
dengan efektif di Amerika Serikat kemudian oleh pemerintah pusat dikembangkan
lagi menjadi beberapa bentuk lembaga lembaga dan sistem pendidikan untuk
menangani kegiatan riset, pengembangan dan difusi secara kontinu. Lembaga –
lembaga ini bernama : ERIC Clearing house, Reseach and Development Centers, dan
Regional Educational Laboratories.
Educational Resource Information Center (ERIC) ialah suatu jaringan yang
mencakup wilayah nasional untuk mencari, menyeleksi, mengabstraksi, membuat
indeks, menyimpan, menyempurnakan dan mendiseminaasikan informasi tentang
penelitian dan sumber pendidikan. Lembaga ini terdiri dari staf koordinasi yang berkedudukan di Washington
D.C. dan 19 cabang yang bertanggungjawab tentang bidang pendidikan tertentu dan
bertugas untuk memproses dokumentasi, merespon untuk mengadakan penelitian
dalam bidangnya, serta menyusun dibliografi dan studi penterjemahan. Eric
menerbitkan dan membantu dua journalis yaitu : Reseach in Education dan Current
Index to Journals in Education. Kedua Journal ini serta sistem komputer yang
dimiliki ERIC merupakan seumber utama serta alat untukmenemukan informasi
tentang pendidikan yang dapat dilakukan dengan cepat dan dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah pendidikan atau untuk mengacu adanya penelitian pendidikan
yang itu.
b)
Model
Pengembangan Organisasi (Organization Development Model)
Model ini lebih berorientasi pada
organisasi daripada berorientasi pada sistem sosial. Model ini berpusat pada
sekolah atau sistem persekolahan. Model Pengembangan Organisasi ini berbeda
dengan Model Pengembangan dan Difusi. Model Penelitian Pengembangan dan Difusi
(RD & D) lebih tepat
10
digunakan
untuk penyebaran inovasi pada tingkat regional atau nasional, karena penelitian pendidikan lebih tepat jika
dilakukan pada tingkat regional atau nasional. Sedangkan Model Pengembangan
Organisasi lebih tepat digunakan untuk penyebaran inovasi pada suatu sekolah,
karena sekolah merupakan suatu organisasi. Kedua model ini merupakan alat yang
digunakan untuk menangani dua hal yang berbeda, juga untuk memecahkan
permasalahan pembaharuan pendidikan yang berbeda pula.
Model Pengembangan Organisasi atau Organization
Development (OD), juga berorientasi pada nilai yang tinggi artinya dalam model
ini juga mendasarkan pada filosofi yang menyarankan agar sekolah atau sistem
persekolahan jangan hanya diberi tahu tentang inovasi pendidikan, dan disuruh
menerimanya, tetapi sekolah hendaknya mampu mempersiapkan diri untuk memecahkan
sendiri masalah pendidikan yang dihadapinya. Sekolah harus menjadi organisasi
yang sehat yang memahami permasalahan yang dihadapi, serta mampu mampu untuk
menciptakan cara memecahkan permasalahan itu sendiri dengan mengorganisir
berbagai macam sumber yang ada dalam organisasi itu sendiri atau dengan bantuan
ahli dari luar organisasi, dan juga mampu menemukan cara bagaimana menerapkan
inovasi serta menilai hasil yang telah dicapai.
Dalam proses pemecahan masalah dengan
Model Pengambangan Organisasi (OD) ini memerlukan ahli dalam bidang teknis
pemecahan masalah serta menyatakan, bahwa makin sukar permasalahan pembaharuan
berkaitan dengan masalah sosial, yaitu adanya berbagai macam penafsiran tentang
inovasi itu sendiri. Model ini menyatakan bahwa suatu organisasi yang tidak
mampu merumuskan dan memecahkan masalahnya bukan karena tidak memiliki
kemampuan dalam bidang teknis pemecahan masalah, tetapi
11
karena
tidak mampu dalam sosial yang artinya para anggota organisasi saling
mempertahankan perasaannya. Orang yang tidak dapat menguasai perasaannya maka
tidak dapat membuat
kebijakan dalam tindakannya, dan akhirnya tidak mampu berkompetensi: mancari
kebenaran secara rasional. Akhirnya justru meracuni lingkungan pekerjaannya dan
membuat subkultural “biropathologi”.
Para pemakai model Pengembangan
Organisasi telah menghasilkan berbagai macam teknis penerapan inovasi dengan
menggunakan berbagai macam cara seperti latihan, permainan, simulasi, dan
sebagainya. Ini dapat digunakan secara kelompok dalam organisasi untuk belajar
mengendalikan perasaan, untuk memperdalam pemahaman tentang tujuan organisasi,
untuk menciptakan iklim sosial yang baik dalam organisasi, sehingga mempercepat
diterapkannya inovasi.
c)
Model
Konfigurasi (Configurational Model = CLER Model).
Model Konfigurasi (Configurasitional Model) atau disebut juga konfigurasi
teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah CLER model, ialah
pendekatan secara komprehensif untuk mengembangkan strategi inovasi (perubahan pendidikan) pada
situasi yang berbeda. Ini adalah model umum atau model komprehensif karena
memungkinkan adanya klasifikasi atau penggolongan dari situasi perubahan. Model ini menekankan pada batasan
tentang serangkaian situasi perubahan pada waktu tertentu.
12
Model CLER ini menarik bagi kedua pihak baik bagi inovator maupun bagi
penerima (adopter). Bagi inovator menggunakan model ini untuk meningkatkan
kemungkinan diterimanya inovasi. Sedangkan bagi penerima inovasi, menggunakan
model ini dapat meyakinkan bahwa inovasi yang diterimanya benar-benar sesuatu
yang dibutuhkan. Menurut model konfigurasi kemungkinan terjadinya difusi
inovasi tergantung pada 4 faktor yaitu:
1. Konfigurasi artinya menunjukkan bentuk
hubungan inovator dengan penerima dalam kontek sosial atau hubungan dalam
situasi sosial dan politik. Ada 4 konfigurasi yaitu individu, kelompok, lembaga
(institution) dan kebudayaan (culture) dapat mencakup semua kesatuan sosial.
Setidaknya ada 16 bentuk hubungan antara innovator dan penerima inovasi yang
mana harus ditentukan dalam rangka memulai penerapan inovasi. Ia harus memilih
bentuk hubungan yang mana yang akan menjadi pusat perhatian diantara ke – 16
hubungan diatas. Kemudian ia akan menjelaskan secara terinci siapa atau apa
yang akan dirubah kepada kelompok, lembaga atau individu inovasi yang
ditujukan.
2. Hubungan (linkage) yaitu hubungan antara para pelaku dalam proses penyebaran
inovasi. Innovator dan adopter harus berada dalam hubungan yang
memungkinkan didengarkanyya dan
diperhatikannya inovasi yang didifusikan.Innovator harus dapat menciptakan
hubungan yang memungkinkan dapat diterimanya inovasi, misalnya dengan cara
membentuk panitia atau satuan tugas tertentu.
13
3. Lingkungan: bagaimana keadaan lingkungan
sekitar tempat penyebaran inovasi.
4. Sumber (resources): sumber apakah yang
tersedia baik bagi inovator maupun penerima dalam proses transisi penerimaan
inovasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Disimpulkan bahwa Inovasi sangatlah
penting dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan sistem pendidikan yang sudah
ada sebelumnya. Tujuan utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan
kualitas sekolah. Tanda-tanda sekolah yang kualitasnya baik antara lain proses belajar
mengajar efektif, prestasi hasil belajar siswa tinggi, para guru mempunyai
waktu yang cukup banyak serta kondisi yang baik melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya. Ada 3 model inovasi pendidikan yang dapat memudahkan para
innovator mendifusikan inovasinya atau melaksanaan inovasinya. Ketiga model
tersebut antara lainnya adalah Model
Penelitian, Pengembangan dan Difusi (Research – Development – Diffusion -
Model), Model Pengembangan Organisasi (Organization Development Model) dan
Model Konfigurasi (Kofiguration Model). Model – model dalam inovasi tersebut
diciptakan sebagai kerangka dasar dalam memahami bagaimana suatu inovasi
itu terjadi serta bagaimana melihat kemampuan seseorang untuk menjadi inovatif,
adaptif dan mampu mendifusikan suatu inovasi tertentu.
14
15
B.
Saran
Seorang
calon guru harus sudah merencanakan suatu inovasi apakah yang akan dilaksanakan
nanti di sekolah tempat ia mengajar.
Inovasi
tersebut tentunya merupakan sesuatu yang dapat membuat berkembang kea rah lebih
baik dari sistem yang ada sebelumnya. Karena
suatu inovasi itu ada
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Dengan disusunnya makalah ini
semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang menyusun dan umumnya bagi
semua yang membacanya. Selain itu, kami juga sangat mengharapkan kritik serta
saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
______. 2010. Model Inovasi Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://adikasimbar.wordpress.com/2010/07/01/model-inovasi-pendidikan/
ibrahim. 1988. inovasi pendidikan. departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat
jenderal pendidikan tinggi proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga
kependidikan: Jakarta