a.
Fakta adalah kejadian, obyek atau gejala-gejala
yang sudah atau dapat dibenarkan oleh indera. Fakta yang diperoleh berdasarkan
observasi tidak mempunyai arti sendiri, ia sekedar alat. Ilmu dibentuk dari
fakta, sebagaimana halnya batu bata sebagai alat pembentuk gedung. Kumpulan
fakta bukan gedung, kumpulan fakta bukan ilmu. Fakta merupakan data mentah bagi
pembentukan konsep. Sebagai contoh: Bumi beredar mengelilingi matahari, Kuala
Lumpur Ibu Kota Negara Malaysia dan sebagainya.
·
Fakta merupakan
dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan
erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi.
·
Fakta : adalah
kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya.
·
Fakta : adalah
ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep.
·
Fakta : pesan
indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya.
·
Ciri khas
fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang tampak.
Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan
konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu.
b.
Konsep adalah suatu abstraksi (hanya dalam ingatan
dan pikiran) dari fakta dan persepsi. Merupakan gambaran dikepala (inpresi,
visualisasi, representasi gejala-gejala) konsep memberikan arti keteraturan dan
pengalaman. Konsepsi merupakan pembedaan/pemilikan secara sadar dari pengalaman
persepsi yang pernah dieroleh. Konsep tidak dapat dipelajari tanpa pengalaman
yang relevan dengan gejala/kejadian yang akan di”konsep”kan. Salah konsep (misconception) terjadi karena adanya
penghilangan atau penambahan dari apa yang esensil ada didalam konsep.
Akibatnya: kekeliruan dalam penyamaan terhadap gejala-gejala lain, ini
dinamakan “over generalization”.
Jenis konsep yang dikembangkan oleh anak didik terbatas pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya, konsep berguna untuk
menggolong-golongkan benda, ide, kejadian, konsep harus dapat di abstraksikan,
ini sangat esensiil. Perlu diberikan catatan penting bahwa, Stereotipe ialah
konsep tentang orang/obyek, tempat, kejadian yang belum terwujud berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang cukup. Sedangkan fungsi konsep disini adalah (1)
sebagai unsur respon terhadap sesuatu kejadian atau maksud, (2) sebagai
perantara kejadian dan perbuatan dan perbuatan/kelakuan, (3) membantu kita
untuk membedakan, menggolongkan, memperhitungkan fakta-fakta di sekeliling
kita. Oleh karena itu setiap disiplin ilmu sosial memiliki dan mengembangkan
konsep-konsep masing-masing yang dilakukan oleh para ahlinya seperti
jenis-jenis konsep yang perlu dikembangakan oleh para guru IPS adalah (a) konsep konjungtif, (b) konsep
disjungtif, (c) konsep relasional, (d) kosep infret, dan (e) konsep ideal.
·
Konsep dikembangkan
dari fakta yang dipelajari.
·
Konsep : suatu
kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan
proses.
·
Konsep dapat
dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol.
·
Konsep
secara sederhana adalah penamaan atau pemberian label untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut.
·
Konsep adalah
kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang
membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah.
·
Konsep
menurut Moore adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu ide
atau suatu gagasan. Sedangkan Parker menyatakan bahwa konsep atau gagasan-gagasan
sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contoh nya
·
Konsep merupakan
sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna dan definisi yang
ditentukan.
·
Karakteristik
atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki
tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang
lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan tingkat
abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep
yang disebut atribut
·
Jenis-jenis
konsep. De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis :
a. Konsep
konjungtif
Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya
terdapat dalam kelompok benda secara bersama-sama. Contoh : kita mempunyai
sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan
sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari
hal-hal yang bersifat konkret.
b. Konsep
Disjungtif
Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki semua
atribut dan nilai atribut yang sama. Contoh : buku pendidikan IPS dan buku
Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi,
dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah.
c. Konsep
Relasional
Yaitu gabungan sekelompok benda yang
atribut-atributnya mempunyai hubungan yang kita ciptakan. Contoh : konsep
kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah.
c.
Generalisasi adalah merupakan paduan dari dua atau lebih
dari konsep-konsep: dapat sederhana (kian besar keluarga, kian besar biaya),
dan dapat kompleks (setiap masyarakat memiliki kebuadayaan masing-masing).
Kumpulan dari generalisasi atau biasanya berupa prinsip, dalil, hukum,
pernyataan dapat membentuk teori. Generalisasi berfungsi dalam pengajaran IPS antara
lain adalah (1) membantu dalam pemilihan bahan pelajaran, (2) sebagai tujuan
umum IPS, (3) mengorganisasi kegiatan belajar mengajar, (4) membantu dalam
membangun hubungan pengertian atau artikulasi bahan-bahan pengajaran dalam
kurikulum IPS. Selain hal tersebut juga generalisasi memiliki beberapa
ciri-ciri, antara lain (a) generalisasi menunjukkan hubungan dua konsep atau
lebih, (b) generalisasi lebih bersifat umum dan merupakan abstraksi yang
menunjukkan pada keseluruhan dan bukan bagian atau contoh, (c) generalisasi
adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dan bukan sekedar konsep, (d)
generalisasi didasarkan pada proses. Generalsasi dikembangkan atas dasar
penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata (e) generalisasi berisi
pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya, (f) generalisasi
bukanlah sekedar pernyataan yang diverbalkan atau penegasan pernyataan akan
tetapi satu kesatuan pengertian.
·
Generalisasi
menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang
bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas.
·
Menurut
Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah
hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan
pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam
IPS.
·
Generalisasi
adalah hubungan beberapa konsep atau rangkaian hubungan
antar konsep konsep.
·
Generalisasi
dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti.
·
Ciri ciri
generalisasi:
a. Menunjukan
hubungan dua konsep atau lebih.
b. Bersifat
umum dan merupakan abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas.
c. Tingkat
abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
d. Berdasarkan
pada konsep dan dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan
pengamatan semata.
e. Berisi
pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya
diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran.
f. Bukan
sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian
·
Fungsi
generalisasi:
a. Sebagai
tujuan umum study sosial.
b. Membantu
dalam pemilihan bahan pengajaran
c. Mengorganisasikan
kegiatan belajar mengajar
d. Membantu
dalam membangun bahan bahan pengajaran dalam kurikulum stud